Dalam memilih saham ada yang menggunakan pergerakan harga yang diwakilkan lewat pola grafik yang ditampilkan (chart pattern). Ada pula pemilihan berdasarkan kriteria tertentu yang digunakan yakni rasio keuangan.
Rasio keuangan ini adalah sebuah data perhitungan berdasarkan kinerja laporan keuangan dilihat dari sisi pertumbuhan laba, dividen yield (prosentase pembagian deviden periode sebelumnya), nilai harga saham berdasarkan nilai bukunya, prosentase hutang terhadap modal, dan lain sebagainya. Mari kita lihat pelajari istilah dari rasio keuangan yang dipakai oleh emiten Indy (PT. Indika Energy, Tbk) yang bergerak dalam sektor batubara, energi terbarukan. Laporan disajikan tahunan. Data diambil dari link https://www.indopremier.com/legacy/newsSmartSearch.php?code=INDY :
1. Market Cap
Market Cap atau kapitalisasi pasar adalah ukuran yang didasarkan pada nilai agregat suatu
perusahaan untuk menilai fundamental dan kinerja saham di perusahaan tersebut. Nilai tersebut
diperoleh dari total jumlah outstanding shares (saham) perusahaan yang beredar (baik yang dimiliki
oleh publik, pengendali, direksi, perusahaan investasi, dan lain-lain) dikalikan dengan harga satu
lembar saham di pasaran.
Untuk contoh kode emiten INDY ini tertera jumlah saham adalah 5,200,000,000 (5, 2 milyar lihat
pada kolom share out) lembar
dengan sebaran komposisi sebagai berikut (data diambil tanggal 30 Juni 2022 diambil dari apps RTI).
PT. Indika Inti Investindo (pengendali) jumlah lembar yang dimiliki1,968,882,699 komposisi 37.79%
PT. Teladan Resources (pengendali) jumlah lembar yang dimiliki 1,463,155,591 komposisi 28.08%
Masyarakat jumlah lembar yang dimiliki 1,770,653,710 komposisi 33.99%
Saham Treasury jumlah lembar yang dimiliki 7,500,000 komposisi 0.14%
Total saham INDY adalah 5,210,192,000.
Pada tahun tahun 2020 harga penutupan terakhir saham INDY adalah 1,730 per lembar sehingga
akhir tahun 2020 market cap saham INDY adalah 9.0 T (bisa dilihat pada gambar di atas).
Pada tahun 2021 harga penutupan terakhir saham INDY adalah 1,545 per lembar sehingga akhir
tahun 2021 market cap saham INDY adalah 8.0 T (bisa dilihat pada gambar di atas).
Mungkin ada yang bertanya kenapa market cap INDY di tahun 2020 lebih tinggi daripada tahun
2021 ?
Jawabannya pada tahun 2020 saat itu diperkirakan pemulihan ekonomi segera dimulai karena telah
ditemukan vaksin, ternyata pada tahun 2021 terjadi serangan virus covid varian Delta. Kalau kita
lihat pada tahun 2022 sampai kuartal 1 tahun 2022 market cap INDY telah mencapai 12.6 T lebih
tinggi daripada tahun 2021. Ini disebabkan karena adanya permintaan batubara yang melonjak
dikarenakan terjadinya krisis energi yang disebabkan terjadinya perang Rusia vs Ukraina yang
mendorong terjadinya booming komoditas dalam hal ini energi.
2. Last price
Adalah harga penutupan pada akhir tahun yang dimaksud (pada gambar di atas harga penutupan
tahun 2021 adalah 1,545)
3. Share Out
Adalah total jumlah lembar saham yang beredar.
4. Cash
Adalah jumlah uang tunai yang dimiliki perusahaan pada kuartal maupun akhir tahun.
5. Total aset
Adalah jumlah aset yang dimiliki perusahaan. Contoh aset adalah lahan, pabrik, smelter, jumlah
volumen batubara, komputer dan perabotan kantor, kendaraan, dan lain sebagainya,
6. ST Borrowing
Adalah pinjaman jangka pendek (short term borrowing) biasanya berjangka waktu 3 bulan
sampai 1 tahun.
7. LT Borrowing
Adalah pinjaman jangka panjang (long term borrowing) biasanya berjangka waktu lebih dari 1
tahun.
Kita langsung ke bagian kolom ratio
8. Deviden
Adalah besarnya nominal yang diberikan kepada pemegang saham mirip seperti bunga kalau di
deposito. Contoh pada gambar di atas pada tahun 2020. INDY memberikan deviden sebesar Rp 90,-
per lembar saham kepada pemegang saham INDY.
9. Earning per share (EPS)
EPS adalah laba perusahaan yang dibagi per lembar saham. Semakin meningkat nilai EPS dari tahun
ke tahun, maka perusahaan tersebut semakin baik karena laba perusahaan meningkat, serta dapat
dikatakan bahwa perusahaan bertumbuh. EPS dapat dibandingkan secara quartal to quartal maupun
year on year. Rumus dari EPS = laba bersih/jumlah lembar saham
10. Price Earning Ratio (PER)
Adalah adalah rasio yang menggambarkan harga saham sebuah perusahaan
dibandingkan dengan
laba yang dihasilkan perusahaan tersebut (EPS). Analisa PER suatu perusahaan dapat dilakukan
dengan cara membandingkan PER dalam industry sejenis.
Jika PER lebih kecil dari rata-rata emiten lainnya dalam industri
sejenis, maka harga perusahaan
dianggap relative murah. Saham dengan PER rendah
banyak diminati investor.
Rumus PER = harga saham/eps
11. Book Value per share (BVPS)
Adalah jumlah rupiah tiap lembar saham. Rumus BVPS = Ekuitas/jumlah lembar saham
12. Price to book value (PBV)
Adalah rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan. Misalkan PBV sebesar
2x artinya harga
saham sudah sebesar 2x lipat dibandingkan kekayaan bersih
suatu perusahaan. Dengan kata lain, harga saham tersebut 2x lipat lebih mahal dari modal bersihnya.
Rumus PBV = Harga saham/BVPS
13. Return on Asset (ROA)
Adalah indikator yang menunjukkan seberapa baik perusahaan dalam memanfaatkan asetnya untuk
menghasilkan laba atau profit.
Rumus ROA = laba bersih (net income)/Aset perusahaan. (Dibaca laba bersih dibagi aset
perusahaan).
Rumus Aset = Hutang + Modal
14. Return on Equity (ROE)
Adalah jumlah imbal hasil dari laba bersih terhadap ekuitas yang dinyatakan dalam bentuk persen.
Rumus ROE = laba bersih/ekuitas saham
15. Debt Equity Ratio (DER)
Adalah perbandingan nilai hutang terhadap ekuitas (modal) perusahaan dinyatakan dalam persen.
Rumus DER = total hutang/total ekuitas x 100%
Demikianlah pengenalan akan istilah-istilah dalam laporan keuangan. Kedepannya akan saya tambahi lagi istilah lainnya. Selamat berinvestasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar